Yuk, Kenali Jenis-Jenis Vaksin Yang Ada Saat Ini!

Yuk, Kenali Jenis-Jenis Vaksin Yang Ada Saat Ini!

Bagikan :


Vaksinasi adalah cara sederhana, aman, dan efektif untuk melindungi Anda atau anak-anak dari penyakit berbahaya, sebelum terpapar penyakit tersebut. Vaksinasi memanfaatkan pertahanan alami tubuh untuk membangun ketahanan saat berhadapan dengan infeksi tertentu, sehingga kekebalan tubuh menjadi lebih kuat.

Vaksin akan melatih sistem kekebalan dan membuat antibodi, sama seperti ketika tubuh terpapar penyakit. Namun, ada beragam jenis vaksin yang menggunakan metode berbeda-beda untuk melindungi tubuh Anda. Ada vaksin yang mengandung kuman mati, ada yang mengandung kuman yang dilemahkan, dan lain sebagainya.

Cara kerja vaksin

Dilansir WHO, vaksin bekerja dengan mengurangi risiko paparan penyakit dengan membangun pertahanan alami tubuh. Ketika mendapatkan vaksin, sistem kekebalan tubuh akan merespon dengan:

  • Mengenali serangan kuman seperti virus atau bakteri.
  • Menghasilkan antibodi untuk melawan penyakit.
  • Mengingat jenis penyakit dan melawan kumman sehingga kuman dihancurkan terlebih dahulu sebelum sempat menyerang tubuh.

Vaksin adalah cara yang aman dan cerdas untuk menghasilkan respon imun tanpa menyebabkan sakit. Melalui vaksin, sistem kekebalan tubuh kita dirancang untuk mengingat jenis kuman yang akan menyerang tubuh.

Dilansir HHS, ketika para ilmuwan membuat vaksin, ada tiga hal utama yang dipertimbangkan:

  • Bagaimana sistem kekebalan tubuh akan merespon kuman.
  • Siapa yang perlu divaksinasi terhadap kuman,
  • Teknologi atau pendekatan terbaik apa yang akan dilakukan untuk membuat vaksin.

Jenis-jenis vaksin

Berdasarkan faktor-faktor tersebutlah, ada beberapa jenis vaksin yang dibuat, antara lain:

Inactivated vaccines

Vaksin ini merupakan jenis vaksin tidak aktif atau menggunakan kuman yang telah dimatikan. Umumnya, vaksin jenis ini tidak memberikan kekebalan sekuat vaksin hidup. Namun, tentunya vaksin ini memiliki efektivitas yang baik juga untuk mencegah suatu penyakit.

Contohnya:

  • Vaksin Hepatitis A
  • Vaksin flu (injeksi)
  • Vaksin polio (injeksi)
  • Vaksin rabies

Live-attenuated vaccines

Jenis vaksin ini merupakan vaksin hidup yang menggunakan kuman yang menyebabkan penyakit, yang telah dilemahkan. Vaksin ini meniru infeksi alami dengan menciptakan respon umun yag kuat dan tahan lama, dan umumnya memberikan perlindungan seumur hidup terhadap kuman atau penyakit yang ditimbulkan. Namun, biasanya efek samping atau kejadian ikutan pasca imunisasi nya dapat lebih sering terjadi dibandingkan dengan vaksin tidak aktif.

Contohnya:

  • Vaksin MMR
  • Vaksin Rotavirus
  • Vaksin Cacar
  • Vaksin Cacar air
  • Vaksin Demam kuning

mRNA vaccines

Vaksin mRNA bekerja dengan cara memicu sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi, sehingga dapat memerangi bakteri atau virus penyebab penyakit. Vaksin ini memiliki waktu pembuatan yang lebih singkat karena tidak mengandung virus hidup dan tidak menyebabkan risiko penyakit setelah divaksinasi. Salah satu jenis vaksin yang menggunakan virus mRNA ialah pada vaksin Covid-19, seperti pfizer atau moderna.

Subunit, recombinant, polysaccharide, dan conjugate vaccines

Vaksin jenis ini menggunakan bahan spesifik kuman seperti protein, gula, dan capsid untuk membentuk sistem kekebalan tubuh. Oleh karena vaksin ini hanya menggunakan bagian terentu dari kuman, maka mereka memberikan respon imun yang sangat kuat, yang ditargetkan ke bagian penting dari kuman.

Contohnya:

  • Vaksin Hib
  • Vaksin Hepatitis B
  • Vaksin HPV
  • Vaksin DPT

Toxoid vaccines

Vaksin yang dibuat dari racun kuman penyebab penyakit. Contoh dari penggunaan vaksin ini adalah vaksin DPT.

Viral vector vaccines

Vaksin ini menggunakan versi modifikasi virus yang berbeda sebagai vektor untuk memberikan perlindungan. Contoh penggunaan jenis vaksin ini seperti pada pengembangan vaksin Covid-19.

 

Umumnya vaksin akan menyebabkan efek samping ringan seperti demam ringan atau kemerahan di area bekas injeksi. Namun, efek samping tersebut akan hilang dalam beberapa hari. Bila efek samping yang muncul menunjukkan reaksi yang sedang berat, segera laporkan pada petugas medis untuk mendapatkan pertolongan medis.

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 19:54